Pengertian Tuhan
Tuhan, dalam konsep al-qur’an Allah adalah satu-satunya Tuhan, Ia adalah Tuhan semesta alam dan bukan Tuhan bagi bangsa tertentu, Ia adalah Tuhan yang berkuasa penuh tidak hanya berkuasa atas sebagian makhluk atau alam. Tuhan lah yang menciptakan manusia dan jin serta seluruh alam semesta ini dengan maksud dan tujuan untuk beribadah pada-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat an-Naziat ayat 56 yang artinya adalah “tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”
Kata Tuhan merujuk kepada suatu zat abadi dan supranatural, biasanya dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. Tuhan adalah sesuatu yang terdapat dalam pikiran (mind) manusia. Berbicara tentang Tuhan, maka kita akan berbicara tentang kekuatan (power) yang tidak pernah ada dan bahkan tidak akan pernah dimiliki oleh manusia kecuali atas izin-Nya
Pengertian Alam
Alam adalah sarana untuk menghantarkan manusia pada pengetahuan dan pembuktian tentang keberadaan dan kemahakuasaan Allah Swt. Alam semesta ( universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Artinya dapat kita simpulkan bahwa alam adalah ladang yang amat luas sebagai perantara kita kepada Allah SWT untuk dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di dunia.
Pengertian Manusia
Manusia adalah salah satu makhluk yang berbeda dengan makhluk lainnya, ini disebabkan karena ditiupkannya ruh Allah SWT yang menjadi salah satu unsur kedirina dari manusia. Dengan unsur ini manusia mampu mendayagunakan segala kemampuannya untuk menangkap kebenaran di dalam lingkungannya berada. Nicolaus D dan A, Sudiarja menyatakan bahwa Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang. Sedangkan menurut Omar Muhammad Al-Toumi al syaibany Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
Hubungan Tuhan, Alam dan Manusia
Tuhan, alam dan manusia merupakan satu kesatuan yang terkadang biasa disebut sebagai trilogi filsafat. Tuhan sebagai sang pencipta dan sang pengatur alam semesta menempatkan manusia sebagai pemimpin (khalifah) untuk menjaga alam semesta ini. Sebagai pemimpin (khalifah) manusia diberikan keistimewaan oleh Tuhan berupa kekuatannya yang berupa ruh-Nya sehingga manusia mampu memberikan segenap kemampuannya untuk menjaga alam yang telah diciptakan oleh Allah SWT
Al-Qur’an menjelaskan bahwa penciptaan alam semesta bertujuan bukan menjadi seteru bagi manusia, bukan menjadi penghambat manusia dalam berpikir dan berkembang, juga bukan menjadi musuh manusia, akan tetapi alam semesta diciptakan oleh Allah Swt untuk bekerjasama dengan manusia dengan menggunakan alam sebagai sumber dan mediasi untuk mendapatkan respon ilmu, yang dapat membantu mereka dalam menjalankan amanah yang telah diberikan Allah Swt sebagai khalifah dalam menjalankan roda kehidupan dan serta dalam menjalankan kemaslahatan umat manusia seluruhnya
Hubungan manusia dengan Tuhan tidaklah sama dengan hubungan manusia dengan manusia. Hubungan manusia dengan Tuhan adalah dengan cara batin, manusia dengan Tuhan tidak akan bisa terpisahkan. Hubungan ini tidak lah bisa dilihat, tidak bisa pula di raba dan tidak akan bisa di ukur oleh manusia, karena ia bersifat ruhaniah (abstrak).
Hubungan manusia dengan alam pun sama halnya dengan manusia dengan Tuhan. Kehidupan manusia dapat berlangsung karena adanya alam, alam diciptakan Tuhan untuk dapat memenuhi semua kebutuhan manusia yang dibutuhkan. Manusia dan alam sama-sama saling membutuhkan. Manusia butuh karena hasil alamnya dan alam pun butuh manusia karena alam butuh perawatan. Maka sebagai konsekuensinya manusia memiliki kewajiban untuk terus menjaga tempat tinggalnya yaitu alam itu sendiri.
Hubungan alam dengan Tuhan dapat dilihat dalam Al quran surat Al Israa ayat 44. Allah berfirman :
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, akan tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka."[QS. Al-Israa': 44].
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwasanya alam sebagai perantara antara Tuhan dan Manusia juga senantiasa beribadah kepada Allah. Alam pun akan menjadi saksi terhadap apa-apa saja yang di lakukan manusia selama hidupnya di dunia ini.
Dimas sampun
0 Komentar:
Post a Comment